Radarsulawesi.com, Kendari – Dunia olahraga, khususnya sepak bola, selama ini sering diasosiasikan dengan kebebasan dalam berpakaian dan gaya hidup. Namun, sekelompok pemuda di Kota Kendari hadir memberikan warna berbeda. Mereka membentuk sebuah tim bola syar’i, yang bernama Prosya (Properti Syariah) dan tim bayangan The Fatih FC yang tetap aktif menyalurkan hobi olahraga tanpa meninggalkan ajaran agama, terutama dalam hal menutup aurat.
Tim bola ini terdiri dari pemuda-pemuda yang memiliki semangat tinggi dalam bermain sepak bola, namun juga berkomitmen untuk tampil sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tampil dengan seragam bola menarik dan celana di bawah lutut tim ini tampil unik dan mencuri perhatian di setiap pertandingan yang mereka ikuti.
“Sepak bola adalah hobi yang sudah kami jalani sejak lama. Tapi kami juga ingin tetap konsisten menjaga identitas sebagai muslim, termasuk dalam hal berpakaian,” ujar salah satu pemain Muhammad Asriawan Jaya, S.Pd.
Menurut Asriawan, ide membentuk tim bola syar’i muncul dari keinginan untuk menciptakan lingkungan bermain yang sehat, kompetitif, dan tetap menjunjung tinggi akhlak dan adab Islam. Selain menjaga aurat, anggota tim juga diajak untuk menjaga ucapan, menjauhi provokasi, dan menghormati lawan saat bermain.
Respons masyarakat terhadap kehadiran tim bola syar’i ini pun cukup positif. Tak sedikit warga yang mengapresiasi langkah mereka karena dianggap mampu menyeimbangkan antara olahraga dan nilai-nilai keislaman.
Tim bola syar’i asal Kendari ini rutin mengikuti pertandingan persahabatan dan turnamen lokal. Mereka tidak hanya datang untuk menang, tetapi juga untuk berdakwah melalui keteladanan sikap dan penampilan.
Dengan semakin banyaknya perhatian yang diberikan kepada tim ini, mereka berharap akan lahir lebih banyak komunitas olahraga serupa di daerah lain, yang mengedepankan syariat tanpa mengurangi semangat kompetitif.
“Kami ingin tunjukkan bahwa Islam itu lengkap. Bahkan dalam bermain pun, kita bisa tetap berpegang pada aturan Allah. Hobi boleh, tapi iman jangan ditinggal,” tutup Asriawan.
Editor: Redaksi