Radarsulawesi.com – Viral video remaja asal Sulawesi Selatan (Sulsel) dianiaya bibi dan sepupunya karena gagal lulus Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023 Jurusan ekonomi akuntansi di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), tidak sesuai harapan keluarga, Jumat (23/6/2023).
Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat seorang perempuan awalnya merekam aktivitasnya yang tengah melipat pakaian. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar.
Saat membuka pintu terlihat seseorang dari pantulan kaca yang terekam dalam video tersebut langsung memukul dirinya sambil berteriak. Pemukulan itu membuat korban kaget hingga menangis.
Dari informasi yang dihimpun diketahui remaja yang dianiaya itu berasal dari Tana Toraja, Sulsel bernama Kristina (19) dipukul oleh bibi dan sepupunya di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Korban dipukul lantaran gagal lulus di Jurusan Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi (Fekon) di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Anaknya (sepupu) sama bibi ku yang pukul saya,” kata Kristina, dikutip dari detikcom, Sabtu (24/6/2023).
Melansir dari detik.com, dijelaskan bahwa pemukulan itu terjadi di rumah bibinya di Kota Palu pada Rabu (22/6/2023) sekitar pukul 00.30 Wita. Bibi dan sepupunya disebut kesal lantaran dirinya lulus Jurusan Sosiologi tidak seperti harapan keluarganya.
“Saya disuruh harus lulus di pilihan pertama ekonomi akuntansi (di Untad) tapi saya gagal jadi saya lulus di sosiologi. Makanya jadi masalah, gara-gara jurusan,” terangnya.
Menurut Kristina, bibi dan sepupunya itu memukulnya di bagian mulut dan dada. Baju korban juga ditarik hingga robek.
“(Dipukul) mulutku sama dadaku, bajuku sampe robek-robek,” jelasnya.
Diketahui akibat kejadian pemukulan itu Kristina lantas kabur dari rumah bibinya. Saat ini ia tengah kembali ke rumah orang tuanya di Toraja.
“Jam 1 malam (usai kejadian) saya keluar dari rumah. Saya minta tolong ke teman ku, saya lari karena saya takut dipukul 2 kali. Iya (saya di Toraja) tadi saya sampai,” Katanya.
Kristina mengaku kecewa. Padahal kata dia, paman dan bibinya lah yang membuatnya datang ke Palu lantaran dijanjikan akan dibiayai kuliah.
“(Saya ke Palu) Karena dia janjikan mau kasih kuliah saya begitu,” jelasnya.
Dia pun memutuskan tidak melanjutkan insiden yang menimpanya ke polisi.
“Tidak usah ditangani (polisi) yang penting saya sudah selamat begitu. Kalau mau ditangani juga itu saya tidak punya, dari keluarga sederhana,” jelasnya (Red).