Oleh : Fiani, S.Pd (Pegiat Literasi)
Lagi dan lagi, kekejaman Israel terhadap Palestina sudah diluar pri-kemanusiaan. Zionis laknatullah itu kembali menumpahkan darah di Palestina, jumlah korban sudah banyak berjatuhan, dari korban meninggal telah mencapai 2.750 jiwa, belum lagi korban yang terluka di rawat dirumah sakit dan belum dievakuasi korban lainnya yang masih tertimbun puing-puing bangunan. Namun, tidak hanya dengan itu, Zionis Israel pun memberlakukan blokade total terhadap wilayah tersebut. Hingga barang-barang bantuan dari negara lain tidak bisa masuk, seperti makanan, obat-obatan, pakaian, termaksud listrik dan air disetop. Lalu, dimana peran pemimpin kaum muslim? Padahal, kekejaman brutal Zionis Israel sudah berlangsung sejak lama tapi pemimpin kaum muslim belum bisa menghentikan serangan Israel pada Palestina sampai sekarang.
Saat pemimpin kaum muslim memilih diam untuk tidak melawan serangan Israel terhadap Palestina. Disaat yang sama, Amerika serikat (AS) terang-terangan memberikan bantuan senjata, pesawat hingga kapal perang kepada Israel. Sehingga, aksi demonstrasi memprotes dukungan Amerika pada Israel paksa serangan Hamas yang terus menerus. Dikutip laman voaindonesia.com – Jakarta (18/10)
Serangan Israel terhadap palestina semakin memanas setelah Hamas menyerang Israel, namun serangan Hamas terhadap Israel tidak sebanding dengan pembantaian Israel terhadap palestina yang sudah terjadi sejak lama. Dan menjadi catatan sejarah pembantaian terpanjang pada palestina jika tidak diselesaikan dengan jihad fisabilillah. Media-media nasional pun di banjiri berita tentang serangan brutal Israel terhadap warga palestina tanpa rasa kemanusian.
Anak-anak, wanita, laki-laki tua sampai muda pun banyak yang mejadi korban atas kekejaman zionis Israel. Akan tetapi, jeritan warga palestina tidak juga menggetarkan hati pemimpin-pemimpin kaum muslim untuk mengirimkan para militernya dalam mendukung palestina. Namun, jika solusi yang diberikan adalah dengan mendamaikan israel dan palestina, itu tidak akan menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Sebab, akar permasalahannya adalah tanah kelahiran warga palestina yang ingin dikuasai oleh zionis Israel untuk mendirikan negara nya disitu. Sehingga Zionis Israel melakukan berbagai cara untuk merampas tanah palestina. Konflik tersebut tidak akan berakhir sebelum kaum muslim diseluruh dunia bersatu untuk melawan zionis Israel dan kaum muslim harus memahami akar persoalannya, agar solusi yang diberikan tidak tambal sulam lagi. Dan sampai kapan duka Palestina akan berakhir?
Duka Palestina duka kita juga, rasa sakit yang meraka alami harusnya kita bisa merasakannya. Dan apa yang menjadi urusan palestina, itu akan menjadi urusan kita. Sebab, kaum muslim itu bersaudara bagaikan satu tubuh meskipun berbeda wilayah, bahasa, rupa, dan status sosial tapi Tuhannya kita semua adalah Allah SWT dan Rasulnya kita Muhammad Saw. Maka, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi, menjaga dan membantu saudara kita yang berada di Palestina. Tentunya hanya dengan jihad fisabilillah
Kacamata Islam, Palestina adalah tanah kaum muslim yang harus kita jaga, dan tempatnya para nabi dan para ulama. Akan tetapi kezholiman yang dilakukan oleh Zionis Israel pada Palestina tidak bisa hanya mengecam saja, tapi harus di perangi. Namun butuh kekuatan besar dengan persatuan kaum muslim di seluruh dunia dalam satu kepeimpinan (khalifah) dalam naungan Khilafah. Tidak perlu benci dengan khilafah. Sebab, itu adalah produk Allah SWT yang akan memberikan kesejahteran, keadilan dan kemakmuran pada semua penduduk bumi dari muslim sampai non muslim.
Khilafah juga perna tegak pada masa sahabat Rasulullah yang menjadi khalifah pertama adalah Abu Bakar Asidiq, setelah wafat digantikan oleh Umar bin khatab, setelah itu digantikan oleh Usman bin Affan menjadi khalifah dan selanjutnya digantikan oleh Ali bin Abi Tholib. Maka, aneh jika kaum muslim alergi dengan khilafah yakni ajaran dalam Islam. Jadi, kekejaman zionis Israel harus diperangi dengan kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin yang jiwa besar seperti Muhammad Al Fatih, Salahudin Al Ayyubi dan para khalifah sebelumnya seperti Umar bin khatab.
Oleh karena itu, mengemban dakwa Islam ditengah- tengah umat adalah kewajiban bagi setiap individu. Agar tidak phobia terhadap ajaran Islam.
Waullahu’alam Bishowab