Radarsulawesi.com – Guna mencegah dan menolak perilaku bullying di dunia pendidikan, puluhan perwakilan pelajar tingkat SMA dan SMK yang ada di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar acara talkshow bertemakan “Peace Love and Stop Bullying”, di Aula SMK Negeri 2 Kendari pada Minggu (24/9/2023) Pukul 08.00 WITA.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Osis SMKN 2 Kendari bekerjasama dengan Komunitas Taman Surga Kendari, Smart With Islam, Ngaji Trendy, Yuk Ngaji Kendari.
Ketua OSIS SMKN 2 Kendari, Naufal Rizqullah Al Faruq mengatakan acara yang digelar bertujuan menyadarkan mereka generasi muda sebagai seorang pelajar agar menolak segala bentuk tindakan kekerasan dan bullying dikalangan pelajar.
“Output dari agenda ini adalah agar para pelajar-pelajar bisa di arahkan untuk menolak segala bentuk kekerasan antar pelajar dan menghindari budaya bullying yang semakin akut,” Kata Naufal, Minggu (24/9/2023) pagi.

Sementara itu, dalam sambutannya Mewakili Kepala Sekolah SMKN 2 Kendari, Abdul Raysid S.Pd.I menyampaikan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para siswa. Sebab ditengah perubahan zaman saat ini perilaku kekerasan dan aksi bullying serta segala bentuk perbuatan buruk dikalangan pelajar masih terus terjadi. Sehingga ia mengharapkan agar ini tidak berhenti sampai disini. Dan para siswa juga bisa menjadikan acara tersebut sebagai ajang menambah ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh dengan pemahaman atau perbuatan buruk.
“Jadikanlah kegiatan ini sebagai tempat mencari ilmu. Bahkan kalau bisa ajak teman-teman kalian untuk hadir di kegiatan seperti ini, sebab sangat penting untuk diketahui demi kebaikan kalian semua, ” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut para peserta terlihat antisias dan menikmati acara. Sebab menghadirkan para pemateri Kondang dari dua Komunitas Pemuda di Kota Kendari. Yaitu Rahmat Janissary Founder Yuk Ngaji Kendari, dan Manto Kamal, Founder Ngaji Trendy Kendari. Dan dipandu dengan seorang host fenomenal yaitu Madhan Latif.

Founder Ngaji Trendy, Kak Manto sebagai pemateri pertama membuka materinya dengan sepenggal kisah inspiratif dari khazanah Islam yang cinta kedamaian dan menolak segala bentuk perbuatan buruk. Ia mengungkapkan sebagai seorang Muslim wajib menolak kekerasan dan tindaka perundungan yang merugikan orang lain.
” Berkaitan dengan tema kita tentang “Peace Love and Stop Bullying” Saya ingin menyampaikan bahwa Islam itu telah memberikan kita banyak contoh, banyak pembelajaran beradab sesama muslim agar menghindari perbuatan dan tutur kata yang buruk serta segala bentuk perbuatan-perbuatan yang tercela. Jauhi itu semua, bergaulah dengan circle yang positif yang mengajarkan kita prilaku yang baik, “ujar Manto Kamal.
Disamping itu Rahmat Janissary sebagai pemateri kedua menerangkan pentingnya memahami Islam lebih dalam. Mengkaji Islam sebagai benteng agar terhindar dari perbuatan tidak terpuji yaitu mudah menghina keadaan fisik seseorang. Ia berpesan agar perilaku-perilaku kekerasan atau sikaf suka membuli itu ditinggalkan karena itu adalah perbuatan-perbuatan orang tidak berakhlak.
“Jadi kalau ada orang yang mengaku muslim tapi masih suka menghina, menjelek – jelekkan fisik saudaranya sendiri berarti dia sama dengan sifat orang kafir yang suka menghina dan merendahkan nabi dulu, jadi jauhi perbuatan itu”terang Rahmat.
Diakhir materinya ia menambahkan agar seluruh peserta yang hadir dapat bersama-sama menjadi pengerak untuk mencegah prilaku kekerasan dikalangan pelajar. “Ayo terus buat kegiatan seperti ini. Kali ini mungkin SMKN 2 yang buat, nanti buat kegiatan tandingannya lagi, bisa dari teman-teman SMAN 1 Kendari libatkan komunitas-komunitas yang ada. Ini juga sebagai bagian dari aksi kita bersama-sama membina karakter atau akhlak remaja agar punya akhlakul korimah, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dulu, “tambahnya.
Untuk diketahui dikutip dari databoks.katadata.co.id berdasarkan data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dihimpun dari Republika, terdapat 16 kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah pada periode Januari hingga Agustus 2023.
Adapun kasus perundungan di lingkungan sekolah paling banyak terjadi di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan proporsi 25% dari total kasus. Kemudian perundungan juga terjadi di lingkungan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), yang sama-sama mendapatkan persentase sebesar 18,75%.
Sementara di lingkungan Madrasah Tsanawiyah dan pondok pesantren, masing-masing dengan persentase sebesar 6,25%.
Maka melihat dampak buruk yang terjadi terutama pada generasi muda maka salah satu langkah kongkrit untuk mencegah hal itu adalah dengan mengarahkan para pelajar untuk mengkaji Islam Kaffah sebagai proses pembinaan mereka. Karena hanya Islam yang bisa mencegah berbagai bentuk tindakan bullying dan kekerasan antar pelajar. (Red)